Senin, 12 Juni 2017

Rejeki Legit Kue Lebaran




Aroma gurih kastengels, hmmmm....Wangi nanas dan cengkih menyeruak dari kue nastar, serta semerbak manis dan legit kue lidah kucing, benar-benar “menggoda” hidungku yang sedang berpuasa.

Tak hendak mencicipi kue kue mungil ini, karena memang belum saatnya berbuka. Tapi tanganku tak segera lepas dari toples berisi kue-kue yang selalu muncul ketika menjelang hari raya ini.

Mau pesan berapa toples ya. Aku segera berhitung. Aku pesan apa ya, karena semalam sudah mengiyakan tawaran seorang teman, 4 toples nastar. Sementara temanku kuliah juga menyodorkan penawaran yang sama, kastengels, nastar, putri salju dan kue almond, serta kue kacang mete. Penampilan fisik kue nyaris mirip. Hanya beda di packagingnya, lebih kelihatan wah. Aku akhirnya memesan kue kering berlapis mete, dan nastar (lagi), masing-masing 2 toples.

Karena tak kuasa menolak, aku juga sudah mengiyakan tawaran teman lainnya lagi untuk membeli mete goreng rasa gurih, pedas, dan orisinal. Oh aku lapar mata.... Apalagi sebelumnya aku sudah pesan kue kastengels bikinan teman sekantor, yang cukup menggoda.

Bagaimana tidak lapar mata, aku masih sempat sempatnya menanyakan apa tidak ada jenis kue yang baru lagi, selain nastar dan kastengels ? Jawaban mereka kompak, orderan untuk jenis kue yang disebut tadi sudah membuat kewalahan. Dan pesanan terbanyak memang seragam, lagi lagi nastar, kastengels dan lidah kucing, jadi primadona.

Nastar dan kastengels memang favorit. Nastar berasal dari bahasa Belanda, yaitu Annanas atau nanas dan Taart atau tar, sehingga bisa diartikan sebagai tar nanas. Sebenarnya kue ini terinspirasi dari kue pie buatan orang Eropa dengan isian buah bluberi dan apel.
Tapi, karena di Indonesia saat itu sulit menemukan kedua buah tersebut, maka kemudian memanfaatkan nanas yang tumbuh banyak di negara tropis. Nastar ala Indonesia punya bentuk lebih kecil dibandingkan pie atau kue tar Eropa umumnya.

Nama nastar juga diambil dari nastaart yang berarti kue nanas. Sedangkan dalam bahasa Inggrisnya dinamakan pineapple tarts, atau pineapple nastar roll, yang populer saat masyarakat merayakan Natal. Dalam Bahasa Hokian, nastar diartikan sebagai ong lai (buah pir emas) yang berarti 'kemakmuran datang kemari', rezeki, dan keberuntungan. Warna emas, manis dan lembutnya isi nanas melambangkan rezeki yang manis, dan melimpah.

Seiring majunya teknologi dan pengetahuan, kue ini sudah dikembangkan dalam berbagai varian rasa, seperti stroberi, blueberi, dan lain-lain. Bahkan nastar yang dinobatkan sebagai kue rumahan, kini banyak diperjualbelikan di toko roti, toko kue, dan pasar swalayan dalam kemasan toples plastik.

Menjelang Lebaran begini, berkeliling ke beberapa toko cookies langganan, jualannya hampir mirip semua. Kalau toh ada yang beda, tambahannya biasanya hanyalah ada cokelat.
Di beberapa grup whatsaapku setiap malam berseliweran info penawaran kue Lebaran itu.

Lebaran sebentar lagi. Saat tulisan ini kubuat, Lebaran 18 hari lagi. THR (tunjangan hari raya) mungkin belum dibagikan. Tapi hiruk pikuk para ibu berbelanja seolah tak bisa direm.

Di kantorku yang kebetulan 90 persen perempuan, wuih setiap hari terjadi transaksi, meski sebatas baru pesan memesan. Mulai dari kerudung, mukena, kain batik. Yang paling heboh adalah makanan, dan minuman. Aneka cookies Lebaran seperti nastar, putri salju, kastengels, lidah kucing, semprit, kue bawang, sagu keju, cheese stick, widaran keju, kue kering kacang mete, bola bola cokelat,  mocha chip, choco chip, kue semprong, kue pluntir, dll.

Belum lagi yang langsung buatan pabrik, semacam biskuit Khong Ghuan, Monde, Oat Choco, Roka Wafer Ball, Astor, aneka wafer segala merek, dan kudapan lumer macam jelly. Semua ditawarkan. Semua dicari dan diinginkan, sesuai selera. Aneka minuman segar, seperti jus apel, teh melati botolan, laris manis. Tinggal tentukan pilihan ! 

Benar-benar rejeki Lebaran yang manis.



Onny
8 Juni 2017



Tidak ada komentar:

Posting Komentar