Rabu, 13 Juli 2016

Kisah Kopi Tengah Malam

Siapapun paham dan hapal betapa nikmatnya aroma kopi. Demikian juga rasanya.
Menghirup aromanya saja sudah menenangkan, apalagi meneguknya.
Yang latte, capuccino, kopi putih, maupun yang kopi hitam. Semua punya kekhasan aroma dan rasa masing-masing.
Tapi jadi lain ceritanya kalau aroma kopi ini kuhirup pas tengah malam, tepatnya pukul dua dini hari. Aroma kopinya begitu kental dan kuat di kamarku, yang tak terlalu luas.
Ketika pertama kali mengalami hal ini, aku sendirian di kamar. OMG kutengok jam dinding, ini masih pukul 2 dini hari. Siapa yang membuat kopi malam-malam begini. Di luar jendela hanya terdengar suara gerimis yang tak juga henti, sejak senja tadi.
Aku tak punya nyali untuk beranjak. Yang kulakukan justeru aku makin merapatkan selimutku hingga seluruh kepalaku dan berusaha sekuat tenaga memejamkan mata kembali. Ya Tuhanku...aroma ini tak segera berlalu. Aku terus berdoa.
Sampai akhirnya aku tak ingat lagi aroma kopi itu menghilang jam berapa, karena aku sudah tertidur kembali, hingga azan Subuh membangunkanku.
Pagi kutanya anak-anakku. Mereka tak ada yang merasakan hal yang sama."Tidak mencium bau apa-apa Bu," kata sulungku.
Saat arisan dasawisma di perumahan, aku sempat bertanya pada tetangga dekat, dan beberapa ibu lain. Mereka seperti kompak menjawab, tidak pernah membaui aroma yang sama denganku.
Oh....
Kuceritakan pada suamiku, aku malah ditertawakan. Dia bilang, "Ada tetangga yang bikin kopi."
"Tapi kenapa malam-malam begitu."
"Lo ya gak masalah to. "
"Lagi pula kalau bikin kopi, masak, baunya sampai rumah kita," kataku agak sewot.
"Kena angin malam," kata suamiku lagi. 
***
Penasaranku belum terjawabkan. Tapi aku pun tak ingin mengingatnya.
Hingga suatu kali aku membaui lagi aroma yang sama. Dan waktunya pun sama. Pukul 2 dini hari.
Oh Tuhanku. Karena bau itu, aku otomatis terbangun. Makin lama, makin kuat. Kubangunkan suamiku, dengan sedikit paksa.
"Bangun dong. Ini lo, coba hirup baunya. Bau kopi..."
Dasar suamiku. Dia asal jawab saja,"Tetangga sebelah bikin kopi."
Sebelah mana? tanyaku. "Ini lo bau banget di kamar kita."
Tak ada jawaban. Matanya tak melek sama sekali. Dengkurannya berirama lagi. Sementara di luar rumah sunyi banget. Tak ada suara keramaian. Yang ada hanya desis angin.
Oh.... rasa takut menyergapku. Apalagi tiga hari lalu aku juga mendengar suara "aneh" dari atas rumah.
Dan seperti kejadian sebelumnya. Kutarik kencang-kencang selimutku hingga menutupi kepala. Serta berupaya keras, mata merem lagi.
Paginya kubahas lagi dengan suamiku. Dia cuma tertawa. "Bukan apa-apa. Ya mungkin ada yang bikin kopi."
Hmm....aku tak puas. Aku yakin itu aroma kopi yang baru dibuat, sangat kental.
Tapi aku harus tanya ke siapa lagi.
Kubiarkan penasaranku....Aku tak menemukan jawaban pasti
Antara takut, kuatir, dan macam-macam, aku coba searching di google. Kucari tulisan tentang "kalau membaui aroma kopi di waktu yang tidak tepat, dan tidak jelas sumbernya," berarti pertanda apa.
Di "opa" google tak kutemukan pembahasan tentang hal itu. Hanya kutemukansebuah berita di Bekasi, dimana aroma kopi selalu tercium  pukul 22 - 01 dinihari. Tapi itu pun tak jelas musababnya.
Penasaranku belum berujung...

******

Dua minggu, tiga minggu, empat minggu dari kejadian terakhir.
Sampai.....
Suatu siang, aku baca tulisan di spanduk kecil yang menempel di sekitar gerbang perumahan. RUMAH DIJUAL....lengkap dengan data luas tanah, luas bangunan, dan nomer telepon yang dapat dihubungi.
Adikku sedang berburu rumah. Mungkin ini cocok. Lokasinya tiga blok dari rumahku.
Kutelepon nomor itu. Tersambung. Tanpa perlu banyak bertanya, seorang wanita penerima telepon, yang ternyata juga pemilik rumah sudah menjelaskan panjang lebar.
"Dari depan rumahnya memang tampak kecil Bu. Tapi begitu Ibu masuk, di dalam sangat luas. Lha wong rumah itu saya pakai juga untuk usaha."
"Usaha apa ya Bu ?" tanyaku.
"Saya punya penggorengan kopi Bu," katanya.
Ibu punya penggorengan kopi?" tanyaku meyakinkan. Pikiranku langsung "nyetrum" ke aroma kopi.
Aku masih belum yakin. "Ibu nggoreng kopinya setiap hari, atau gimana ya Bu?"
"Oh ya nggak. Kalau stok sudah menipis saya baru menggoreng kopi."
"Kenapa ya Bu?"
"Oh gak pa pa," kataku. "Jam berapa biasanya ibu menggoreng kopi?"
Suami yang ada di sebelahku, kulihat mulai senyum-senyum.
"Ya biasanya saya nggoreng sebelum subuh gitu Bu, kadang ya jam 2 mulai sampai selesai. Ibu mau pesan ?"
"Ohhhh oke Bu. Nanti sore saya coba lihat ya rumahnya."
Komunikasi segera kuakhiri. Aku dan suami, langsung berteriak bersamaan.
"Nah sudah ketemu kan jawabannya. Bau kopi malam-malam itu...."
Walah, walah, aku terbahak...
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar